Rabu, 31 Oktober 2018

Biarkan semesta menjalankan ceritanya
Kau dan aku hanya perlu saling berbaik sangka. Kelak akan tiba waktunya yang berjuang akan diperjuangkan dan yang mencinta akan dicintai pula :))

Senin, 22 Oktober 2018

"Rasanya aku sudah tidak sanggup mencintainya, mencintai orang yang tidak mencintaiku"
"Itu saja sudah membuatku tak sanggup, apalagi orang yang kamu cintai nyatanya tengah membara mencintai orang lain. Rasanya seperti sesak dan pilu setiap hari" ucapku pada seseorang kemudian menghembuskan nafas berat.

"Lantas apa yang ingin kamu lakukan?" tanyanya.

"Aku ingin berhenti mencintainya, tidak mau lagi. Menyakitkan ketika aku tau bahwa aku tak berarti di matanya" mataku mulai berkaca.

"Seseorang yang mencintaimu jelas tak akan membuatmu kecewa berulang, sedih berkelanjutan, menyakiti tanpa rasa. Ia tak akan membuatmu menunggu. Karena baginya kamu tujuan dari segala awal. Namun ketika kamu tau kamu sudah tak diinginkan lantas tak semudah itu berhenti mencintai bukan?" ujarnya.

"Kali ini aku ingin berhenti! Jelas aku bukan bahagianya, aku tak mau bersikap bodoh lagi! Aku berhak bahagia!" amarahku mulai tak bisa ku tahan.

"Kadang pertanyaan demi pertanyaan mengapa dia tidak mencintaimu tidak akan pernah menemukan jawaban. Kau hanya akan tersesat dengan pertanyaanmu sendiri. Meski kau telah berusaha segala hal yang ia suka, pintu hati akan tetap tertutup. Kau tetap akan terusir. Meskipun kau tau kau bukan bahagia, melihatnya bersama orang lain, terasa menyakitkan dan sesak nyatanya masih ada orang-orang yang masih tak mau pergi. Karena menunggu kadang terasa lebih mudah daripada harus memulai lagi"

Aku terdiam, tidak tau harus menjawab, dia bisa membaca semua isi pikiranku.

"Tapi kali ini aku ingin pergi, benar-benar ingin pergi. Tidak pernah ada dalam tujuan hidupku bahwa aku akan mencintai orang yang tidak mencintaiku, rasanya sesakit ini. Bagiku cinta harus memberi dan menerima. Harus berjuang bersama. Dan kali ini aku tidak berada di kondisi itu. Aku harus pergi" air mataku mulai jatuh tak ingin ku seka.

Ia menatap kedua bola mataku yang basah.

Minggu, 21 Oktober 2018

Di hari kemarin, kita pernah menjadi sepasang yg saling keras kepala dalam hal mengucapkan "Selamat Tidur" di akhir perbincangan. 

Katamu,  biar aku yg mengucapkan "Selamat Tidur" kau tak usah membalas.  

Aku tak mau kalah,  biar aku saja! Kemudian mengirimkan pesan "Selamat Tidur" untuk kesekian kalinya hanya untuk menjadi pengirim terakhir di malam itu.  

Hingga kita ada yg tertidur salah satu.  

Nyatanya kau tak paham makna jarak yang pernah membentang.  Satu hal yang tidak pernah bisa kita penuhi,  yaitu mendekatkan jarak. Mustahil bagiku nyata di depan bola matamu, namun kau harus percaya bahwa aku siap menemani jatuh bangunmu. 

Kau tau bahwa aku sangat-sangat menginginkan mimpi ini. Aku yakin kau pun tau bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan genggamanku saat ini.  Pun kau orang pertama yang ku bagi bahagia setelah semua terwujud. Cita-citaku terwujud! 

Di akhir perjalanan kita, aku pernah begitu angkuh mempertahankan semuanya namun kau sebaliknya.  Artinya kau sama berartinya,  kau sama-sama pernah ingin ku perjuangkan sama kerasnya dengan mimpi yang saat ini tlah berhasil ku wujudkan.  Bedanya kau memang hanya sekedar mimpi yg akhirnya tak terwujud.  

Semakin ku nanti semakin kau tak akan pernah kembali.  Karena yang pergi tak semuanya ditakdirkan untuk kembali. Hingga semua kehilangan makna dan arti.  

Sabtu, 20 Oktober 2018

Jika Aku Harus Memilih

Jika semesta sedang berbaik hati memberikan kesempatan bagiku,  aku ingin bersamamu saat ini dan selamanya. 

Namun, jika aku harus memilih

Bersamamu saat ini kemudian terpisah
Atau
Terpisah denganmu saat ini kemudian kita akan selamanya

Maka

Ku pilih jalanku untuk bersabar menunggumu. Karena yg aku inginkan kita bisa bersama.
Jangan khawatir akan kesanggupanku. 
Tetaplah berjuang menujuku
Karena kau akan menemukan jalan terjal yang akan menguji batas sanggupmu
Hingga nanti kita bertemu dan semesta tak berhak memisahkan [lagi].

Kamis, 18 Oktober 2018

Aku seperti menyelami sebuah titik yang sepertinya pernah terjadi sebelumnya
Dimana ada kamu dalam ruang tulisan dan do'aku tanpa pernah ada kamu dalam hidupku

Seperti waktu itu

Pagi-pagi saat berangkat sekolah, duduk manis di antara gerbong-gerbong kereta yang mengantarkanku ke sekolah. Alih-alih melihat pemandangan, aku lebih suka mencuri pandang untuk mencarimu sepanjang perjalanan ke sekolah.

Atau

Diantara kerumunan teman-temanmu saat berjalan kaki menuju sekolah, aku tetap bisa menemukanmu ada di dalamnya. Aku suka mengingatmu melalui warna tas, model sepatumu, atau caramu berjalan yang paling aku ingat.

Atau

Aku yang suka mencarimu diantara barisan upacara kiri dan kananku, berharap kamu berbaris sejajar denganku meski berada jauh di ujung sana. Hal itu sudah cukup menenangkan

Atau

Aku yang suka mengamatimu dari balik jendela kelasku di lantai 2. Sejujurnya cara ini adalah cara yang paling menyebalkan bagiku. Karena untuk melihatmu saat pulang sekolah, aku harus buru-buru menuju kelas setelah sholat ashar sebab kamu terlalu gesit sudah sampai di belakang sekolah beberapa menit setelah jama'ah sholat ashar dibubarkan.

Aku masih suka menulis perihal tentangmu, kemudian mendo'akanmu diam-diam.

"Suatu saat nanti aku ingin mencintai seseorang yang hobi membaca" Kataku pada seseorang yang saat ini duduk di sebelahku.

"Kenapa?" jawabnya kemudian sembari mengalihkan pandangannya kepadaku.

"Aku ingin dia berlama-lama betah membaca semua puisi-puisiku, tanpa pernah ada kata bosan. Dan dia sudah pasti tahu bahwa semua puisiku hanya ada dia di dalamnya" ucapku, kemudian menatap kedua matanya yang hitam. Dia hanya membalas dengan seutas senyum manis yang selalu aku suka.
"Karena sebesar apapun mencintai seseorang tidak akan ada yg sanggup menyimpan perasaan pada seseorang yang jelas mencintai orang lain. Sementara menghapus perasaan pun takkan pernah mudah, maka caraku untuk tetap bahagia adalah memperjuangkan perasaanku dengan cara mengikhlaskanmu. Sebab segala sesuatu tidak harus digenggam begitu erat agar tau dan paham makna memiliki."
 

Yasmin Auralia Putri Template by Ipietoon Cute Blog Design